Anda
pasti pernah mendengar bahwa tali pusat yang melilit janin bisa memicu
kematian. Tetapi ternyata banyak dokter yang mengatakan bahwa lilitan
tali pusat tidaklah terlalu membahayakan. Lilitan tali pusat menjadi
bahaya ketika memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim
(mulas) dan kepala janin mulai turun memasuki saluran persalinan.
Bayi terlilit tali pusat di leher, dijumpai pada sekitar 20% dari persalinan normal, menurut dr. Nining Haniyanti, SpOG sebenarnya tidak selalu membahayakan janin.
Namun dalam proses persalinan ketika
mulai timbul kontraksi rahim (mules) dan kepala janin mulai turun dan
memasuki rongga panggul, maka lilitan tali pusat menjadi semakin erat
dan menyebabkan penekanan atau kompresi pada pembuluh-pembuluh darah
tali pusat. “Akibatnya, suplai darah yang mengandung oksigen dan zat
makanan ke bayi akan berkurang, yang mengakibatkan bayi menjadi sesak
atau hipoksia,” lanjutnya.
Beberapa tanda-tanda yang patut dicurigai bayi terlilit tali pusat:
• Pada bayi dengan usia kehamilan lebih
dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala atau bokong) belum
memasuki pintu atas panggul.
• Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk memutar janin.
• Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.
• Tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.
Mengapa Bayi Terlilit Tali Pusat ?
• Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan
umumnya kepala janin belum memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu
ukuran bayi relatif masih kecil dan jumlah air ketuban banyak sehingga
memungkinkan bayi terlilit tali pusat. Pada kehamilan kembar dan air ketuban berlebihan atau polihidramnion kemungkinan bayi terlilit tali pusat meningkat.
• Tali pusat yang panjang dapat
menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 sampai
60 cm. Namun tiap bayi mempunyai panjang tali pusat berbeda-beda.
Dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika
panjangnya kurang dari 30 cm.
Apa Penyebab Bayi Meninggal karena Tali Pusat?
• Puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Biasanya terjadi pada trimester pertama
atau kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali
pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya
bayi masih bergerak dengan bebas.
• Lilitan tali pusat pada bayi terlalu
erat sampai dua atau tiga lilitan. Hal tersebut menyebabkan kompresi
tali pusat sehingga janin mengalami kekurangan oksigen.
Bagaimana Mengatasinya?
• Memberikan oksigen pada ibu dalam
posisi miring. Namun, bila persalinan masih akan berlangsung lama dan
detak jantung janin semakin lambat (bradikardia), persalinan harus
segera diakhiri dengan tindakan operasi caesar.
• Melalui pemeriksaan teratur dengan
bantuan USG untuk melihat apakah ada gambaran tali pusat di sekitar
leher. Namun, tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat
tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau
tidaknya lilitan. Namun, dengan USG berwarna (collor dopper) atau USG 3
dimensi, Anda dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau
tidak di leher janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.
Dengan bantuan alat CTG
(kardiotokografi) yang sering digunakan untuk memonitoring janin dalam
persalinan, menunjukkan gambaran penurunan detak jantung janin yang
terjadi bersamaan dengan timbulnya kontraksi rahim.
Jika bayi terlilit tali pusat, harus
segera ambil keputusan tepat untuk tetap melanjutkan proses persalinan
yaitu dengan memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun,
bila persalinan masih akan berlangsung lama dan detak jantung janin
semakin lambat (bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan
tindakan operasi sextio Caesaria.
Semoga Bermanfaat
Dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar