Sabtu, 17 Maret 2012

Bila Pasangan Anda Paranoid



Penulis ingin berbagi pengalaman menangani kasus Inge (samaran) yang mengeluhkan suaminya Dodi (samaran) curigaan terus. Dodi selalu menuduh Inge selingkuh. Bukan hanya dengan satu tetapi dengan beberapa orang. Namun satu orang yang paling dicurigai Dodi adalah atasan Istrinya.
Sampai suatu ketika Dodi melabrak atasan Inge di kantor. Dodi menuduh atasan inge Namun tanpa bukti. Tentu saja ini menghebohkan kantor dimana dia bekerja. Setiap ditanyakan buktinya apa, Dodi hanya berkata pada Inge “saya yakin kamu selingkuh”. Ketika ditanya lagi buktinya apa? Dodi berkata, “Saya bermimpi kamu selingkuh dengan atasanmu”. Tentu saja mimpi tidak bisa dijadikan bukti. Dodi juga menuduh Inge berduaan dengan pria lain di hotel. Namun apa buktinya, dia hanya berkata pernah mimpi.
Setiap Inge menerima telpon dari siapa saja, Dodi selalu memperhatikan dengan seksama. Usai telpon langsung menuduh Inge, “Kamu selingkuh lagi ya”. Tentu inge sedih, dan berkata itu dari kantor. Dodi yang sudah gelisah dengan pikirannya pergi minta hasil print-out bulanan dari Telkom. Disana dia menemukan beberapa kali (tidak sering) no telpon kantor istrinya. Lalu dia mengatakan bill telpon itu buktinya. Inge dituduh lagi selingkuh dengan temannya di kantor.
Pernah juga Dodi menuduh Inge jalan berdua di sebuah pinggiran kota dengan temannya. Namun ditanya dengan siapa, dia tidak bisa menjelaskan dan tidak ada bukti. Akhirnya dia menjawab dengan “Saya mimpi..”
Karena tekanan bertubi-tubi itu sang Istri minta ijin membawa Dodi berobat ke dokter dan menemui Konselor di Jakarta.

Konsultasi

Oleh kebaikan pimpinannya, Inge membawa suaminya psikiater ke Jakarta. Tentu dengan susah payah, sebab umumnya mereka tidak sadar akan gangguannya. Setelah menjumpai psikiater dan mendapat obat Inge lalu membawa Dodi ke pusat konseling kami. Setelah konsultasi itu saya merujuk Dodi ke Psikolog dan mengikuti dua macam psikotes untuk mencek kesehatan jiwanya. Kedua psikolog yang memeriksa Dodi menemukan ada gangguan kepribadian, emosi yang tidak matang dan trauma dalam hubungan dengan ibu kandung saat kecil. Mereka menganjurkan Dodi rutin menemui konselor.
Sudah beberapa bulan terakhir dia tidak bisa tidur karena punya pikiran aneh dan mengganggu. Hasil diagnosa dokter juga menemukan hal ini, itu sebabnya Dodi diberikan obat untuk mengatasi kegelisahan pikiran yang mengganggunya. setelah minum obat dari dokter dan percakapan konseling kedua, dia merasa lebih tenang dan nyaman. Rasa curiga berkurang, Meski sesekali muncul. Ketika saya bertanya Dodi mulai menjawab dengan ragu “Entah ya, mungkin…”

Penyebab

Dari hasil konseling Gangguan Dodi mungkin disebabkan minimnya hubungan emosi dengan ortu. Terutama dengan ibu yang melahirkannya. Saat balita diabaikan, mendapat perlakuan dibeda-bedakan atau bahkan kekerasan. Dalam Beberapa kasus lain disebabkan pengalaman traumatik di masa lalu yang membuat individu selalu was-was dan curigaan. Misalnya, Ayahnya dulu membohongi mereka. Mereka bertahun-tahun mereka curiga dengan sang Ayah punya WIL. Tetapi sang Ayah justru selalu marah jika ditanya, hingga suatu saat kasusnya terbongkar dan si Ayah mengaku.
Pengalaman ini bisa membuat individu merasa jangan sampai dibohongi. Juga selalu merasa firasatnya pasti selalu benar. Pengalaman itu sangat menyakitkan sehingga dia tidak mau terulang lagi. Gangguan kepribadian ini biasanya lahir dari struktur kepribadian yang tidak matang atau emosi yang tidak dewasa.

Penutup

Jika anda belum menikah sebaiknya ikuti tes kepribadian seperti MMPI atau tes pranikah lainnya. Jumpai konselor atau psikolog yang dapat membantu anda membicarakan masalah ini. Dengan alat tersebut diharapkan pengenalan Anda terhadap pasangan lebih baik. Jangan sampai sudah menikah baru tahu pasangan Anda punya gangguan jiwa tertentu.
Namun jika kadung sudah menikah, jangan kecil hati. Bawalah pasangan anda dan diri Anda sendiri rutin ke konselor atau psikolog. Jika gangguan curiganya sudah parah sebaiknya bawa ke psikiater, agar mendapat medikasi yang cukup dari dokter.

Julianto Simanjuntak

Sumber : http://www.pedulikonseling.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar