Sabtu, 17 Maret 2012

Mengapa Konselor Dibutuhkan?


“Dalam pengalaman membantu klien kami menggunakan dua cara membantu pemulihan dari masa lalu yang buruk: pengakuan dan menuliskan. Mengajar mereka mendaur ulang pengalaman buruk tadi dalam anigerahNya menjadi kebaikan di masa kini, untuk diri sendiri dan orang lain yang mengalami luka yang sama.”

Hidup adalah anugerah, pengalaman merupakan mutiara hidup. Pengalaman kita sejak dalam kandungan, merupakan kekayaan. Kelahiran kita dan prosesnya sungguh-sungguh ajaib. Mengagumkan. Karenanya perlu kita camkan dengan sungguh.

Semua masa lalu kita, Tidak peduli pengalaman itu baik atau buruk, merupakan pengalaman yang punya makna. Sayangnya kita sadar atau tidak cenderung melupakan masa lalu. Terutama masa lalu yang burruk dan traumatis. Khususnya yang terjadi saat kita masih kanak-kanak.

PENGAKUAN PINTU PEMULIHAN

Semua kenangan yang pahit atau getir, sengaja kita abaikan, tekan bahkan lawan saat dia muncul. Sebut saja pengalaman dibeda-bedakan, mengalami kekerasan dari orangtua. Apalagi menyangkut pelecehan seksual dan harga diri. Rasanya getir kalau diingat. Makanya kita melupakannya.
Padahal melupakan atau mengabaikan masa lalu buruk justru merusak emosi kita. Sadar atau tidak menekan memori dan emosi dari masa lalu membutuhkan energi yang besar. Upaya menekan masa lau itu justru menguras energi hidup kita. Kita Menjadi mudah capek, kesal hingga marah.
Ada banyak mutiara pembelajaran hidup dari masa lalu. Masa lalu yang kelam bisa menjadi mutiara kehidupan bagi mereka yang menemukan makna di dalamnya.
Ya, Daripada menekan atau melupakan, lebih baik mengingat. Meski tetap sakit, tetapi lebih sehat daripada melupakannya.
Dengan mengingat dan mengeluarkannya maka “nanah emosi” masa lalu justru keluar. Keluar, keluar keluar ... keluarkan masa lalu yang buruk itu, maka hidup kita akan lebih segar.
Para ahli menegaskan bahwa keterbukaan diri justru memulihkan. Ya pengakuan adalah pintu pemulihan. Menceritakan masa lalu yang buruk membantu kita membersihkan “sisa” emosi negatif.

PEMBELAJARAN DARI MASA LALU

Masa lalu yang buruk bisa menjadi “mutiara” pembelajaran hidup dalam dua cara.
Pertama, kita akan dibantu belajar di masa dewasa untuk mencegah hal itu jangan (pernah) lagi terulang. Kita biasanya termotiasu untuk tidak melakukannya kepada orang lain. Terutama bertekad tidak akan mengulangnya pada anak kita sendiri.
Kedua, pengalaman buruk atau luka serta duka itu membantu kita memiliki empati. Mudah meraba rasakan pengalaman orang lain yang berbicara dengan kita. Pengalaman luka biasanya menjadi salah satu modal seorang konselor. Hanya saja kita perlu skil “mendaur ulang” emosi yang buruk itu agak bisa dipakai sebagai jalan untuk berempati.
Intinya adalah, tidak ada luka (hati) kita yang sia-sia. Makin besar luka kita, Tuhan memakai kita lebih besar. Ya, terutama dalam menolong sesama kita yang terluka jiwanya. Kita menghibur sesama dengan penghiburan yang kita terima.
Lihat saja pemimpin kelas dunia seperti Nelson Mandela, Ir. Soekarno dan Aung San Suu Kyi. Mereka memiliki masa lalu yang pahit, namun kemudian mengantar mereka menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negaranya.
Sebagai orang percaya kita percaya bahwa tidak ada kebetulan. Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Hanya kita perlu belajar, dan bantuan seseorang untuk memahami kebaikan apa yang bisa kita gali dari masa lalu yang buruk tersebut.

CARA MENEMUKAN “MUTIARA” ITU

Ada dua cara yang bisa kita gunakan untuk menggali dan mengeluarkan masa lalu kita yang buruk dan mengganggu.

1. Menemui Konselor

Tentu sangat ideal mencari seseorang untuk berbagi. Orang yang sungguh kia percayai. Mampu menyimpan rahasia dari cerita kita. Berbahagialah anda yang bisa menjalin persahabatan dengan baik, sehingga punya teman untuk berbagi sewaktu-waktu.
Masalahnya ialah, sebagian memori tadi tersimpan jauh di lubuk hati alias di alam bawah sadar kita. Sehingga untuk mengeluarkannya butuh bantuan seseorang yang cakap menggalinya. Nah, tidak semua sahabat baik kita memiliki kemampuan itu.
Solusinya adalah, kita perlu mencari seorang profesional konselor. Apakah itu psikolog, terapis atau konselor yang baik. Selain memang profesional, anda relatif lebih mudah mempercayainya. Meski kadang cocok-cocokan juga.
Terapis profesional biasanya memiliki skil dan alat tes yang membantu kita memetakan persoalan emosi, pikiran dan keinginan kita yang bermasalah (Psikolog atau psikiater tertentu). Dengan alat tes itu mereka membantu kita Menemukan masa lalu yang buruk dan orang orang yang punya pengaruh buruk dalam hidup kita.
Terapis profesional biasanya membantu Anda lewat beberapa pertanyaan untuk menggali pengalaman buruk Anda seperti yang dijelaskan di atas. Sebab selalu saja ada kenangan yang tersimpan rapat di bawah alam sadar kita. Karena sudah terlalu lama, Anda sendiripun sulit menginganya tanpa bantuan seorang yang terdidik.
Hanya saja mengunjungi terapis profesional tidak selalu mudah. Pertama, menemukan konselornya tidak selalu tersedia. Apalagi di daerah, di kota kecil. Kedua, membutuhkan dana. Terapis profesional seperti psikolog, psikiater atau terapis lainnya biasa membayar seperti halnya ke dokter.
Ya. Sama seperti saat fisik kita menderita sakit, maka pantaslah kita memeriksakan kesehatan emosi saat bermasalah. Kesehatan fisik dan jiwa sama pentingnya. Iya kan? Biasanya Dalam kondisi seperti ini kita butuh dukungan komunitas dan keluarga besar.

2. Menulis

Pintu masuk sebelum bercerita kepada seseorang atau konselor, baik Anda mencoba terbuka dengan menulis. Ya menulis. Dengan menulis seolah kita sedang bercerita pada diri sendiri.
Menulis adalah saluran energi melepas emosi negatif itu. Secara perlahan tapi pasti, emosi negatif itu keluar … keluar … Dan keluar. Luka atau “nanah” emosi itu perlahan mengering.
Dalam beberapa kasus yang berat, memulihkan luka masa lalu tentu tidak sesederhana itu. Kalau berat kita tetap baik menemui konselor profesional seperti saran di atas.
Tulisan kita tidak harus bagus. Toh pertama-tama kita menulis bukan untuk dipublikasikan. Itu milik Anda sendiri. Kalau Anda kuatir dibaca orang lain, simpanlah baik-baik dengan cara membuat sandi di arsip komputer, ponsel atau agenda Anda.
Bagi yang sudah mulai pulih dan berani berbagi sebagian masa lalu anda, maka ngblog bisa menjadi sarana self-talk. Kegiatan positif yang sekaligus menjadi Sarana terapi yang baik, terutama menulis untuk sahabat dan relasi kita. Kadang tulisan sederhana yang berupa catatan harian.
Dengan Menulis kita seperti sedang berenang di kolam relung hati kita yang kotor. Dengan menulis kita membongkar topeng-topeng diri dan membersihkan kotoran jiwa. Menulis bagaikan memberikan anti-septik bagi hati kita yang masih terluka karena masa lalu.
Tidak hanya itu, bagi mereka yang sudah membiasakan diri menulis pengalaman ini bisa menjadi buku. Itulah yang Penulis lakukan sejak 2003, menuliskan pengalaman hidup masa lalunya . Menemukan maknanya, lalu berbagi dengan sesama yang “terluka” juga. Mengkompilasinya, lalu jadilah dua buku yang diterbitkan Gramedia. “Seni Merayakan Hidup yang Sulit” dan buku “Mencinta Hingga Terluka”. Keduanya terinspirasi dari masa lalu Penulis yang kelam dan buruk. Oleh berkatNya kedua buku itu menjadi berkat.

PENUTUP

Dalam pengalaman membantu klien kami menggunakan dua cara membantu pemulihan dari masa lalu yang buruk: pengakuan dan menuliskan. Mengajar mereka mendaur ulang pengalaman buruk tadi dalam anigerahNya menjadi kebaikan di masa kini, untuk diri sendiri dan orang lain yang mengalami luka yang sama.

Julianto Simanjuntak

Sumber : http://www.pedulikonseling.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar