Sabtu, 17 Maret 2012

Membangun Perasaan Berarti


Kasus

Seorang Ibu, sebutlah Berta (samaran) merasa dirinya tidak berarti. Padahal Suaminya kaya, Orangtuanyapun berada. Rumah bertingkat, mobil empat dan mertua berpangkat, wajahpun menawan. Aneh…
Sumber utama perasaan itu ternyata karena sang suami punya kebiasaan main perempuan. Dia merasa sudah berusaha menjadi istri yang baik.
Belum lagi Mertua dan ipar sering menyalahkannya, Seolah dirinyalah penyebab suami suka main perempuan. Dia merasa sudah melakukan banyak hal, tapi tetap saja sang suami lebih banyak di luar rumah dengan para wanita idamannya.
Ia membandingkan diri dengan saudaranya, semuanya berhasil. Saudara iparnya juga semua nampak happy. Ia malu punya suami pemabuk, suka main perempuan. Berta makin minder dan bertumbuhlah merasa tak berguna.
Untuk mengusir rasa sepi dan tidak berarti, Berta mencoba aktif di pelayanan sosial. Dia suka menyumbang rumah ibadah dan si miskin. Namun perasaan tidak berarti tak kunjung pergi. Ia mulai putus asa, apalagi perilaku suami makin gila, karena suka berjudi. Berta memilih mengakhiri diri dengan bunuh diri.

Tak Bisa Berbohong

Hati memang tak bisa dibohongi. Jika kita merasa berarti, kita happy, tapi jika tidak ya sebaliknya, Bisa sedih, sepi, dan mudah kecewa.
Tapi masih ada saja manusia mencoba membohongi diri dan sesamanya. Perasaan tidak berarti ditutup-tutupi dengan pelbagai cara.
Ada yang menutupinya dengan memakai pakaian dan perhiasan mahal; atau dengan mengejar gelar dan jabatan yang tinggi. Ada pula dengan cara memiliki mobil atau rumah mewah. Ada pula yang aktif menyumbang anak panti atau yayasan sosial lainnya. Namun setelah memiliki dan menjalani semua itu tetap saja perasaan tidak berarti menggeroti dirinya.

Depresi dan Bunuh Diri

Salah satu penyebab mudah stres adalah perasaan tidak berarti. Merasa tidak dihargai, dan tidak berharga bagi orang lain. Sebagian kasus bunuh diri juga karena besarnya perasaan ini, tidak berarti. Makin tidak berarti perasaan seseorang, makin mudah timbul perasaan putus asa. Pikiran mereka diantaranya adalah:
“Jika aku mati, toh tak ada yang sedih atau peduli….lebih baik aku mati saja…”
Nah betapa berbahayanya jika seseorang tidak memiliki perasaan berarti. Jangan pernah membiarkan perasaan itu tumbuh dalam diri Anda atau anggota keluarga.

Membangun Perasaan Berarti

Perasaan berarti berhubungan dengan harga diri. Mereka yang memiliki self esteem yang baik, maka mudah menumbuhkan perasaan berarti. Ada beberapa pengalaman penting yang membangun perasaan ini:

1. Dicinta Orangtua

Harga diri yang baik tumbuh karena merasa dicintai, Memiliki pengalaman positif dengan orangtua, terutama saat kecil di rumah. Betapa penting ortu berkata pada setiap anak: “Kamu sangat berart bagi Papa/mama”. “Dunia ini sepi rasanya tanpa kehadiranmu” dll
Dengan mendapat kasih sayang, pujian dan sentuhan emosi yang cukup maka perasaan berarti tumbuh dengan baik. Usahakan juga anak memiliki prestasi dan kemampuan di bidang tertentu. Kelak skill tersebut digunakan di masa dewasa dan dia merasa berguna.

2. Keluarga Yang Harmonis

Harga diri dan perasaan berarti makin bertumbuh saat memasuki perkawinan. Pasangan dan anak ikut mempengaruhi harga diri Anda, makin positif atau sebaliknya. Jika anda menikah dengan orang yang cocok, dan membangun pernikahan yang harmonis, maka perasaan berarti itu makin bertumbuh.
Perkawinan yang baik (harmonis) terbukti bisa memulihkan trauma masa lalu Anda, termasuk harga diri yang kurang. Karena itu pertimbangkanlah dengan matang sebelum anda memilih teman hidup.
Jika sudah berkeluarga, fokuslah memberi waktu dan energi kebahagiaan Anda pertama-tama pada pasangan dan anak. Jangan memberi waktu yang sisa, sebaliknya bangunlah perasaan dicinta pada anak dan pasangan Anda.

3. Karir yang Baik

Selain perkawinan yang baik, maka karir sangat menentukan kepuasan hidup kita. Jika kita bekerja di bidang yang sesuai, kita sukai, dan dibutuhkan orang banyak kita akan puas dan bangga.
Apalagi bekerja di tengah atmosfer kantor, memiliki bos dan rekan kerja yang saling membangun. Inipun membangun perasaan berarti. Tentu tak lupa, dukungan finansial yang memadai.

4. Berbuat Baik

Membangun perasaan berarti dimulai dengan berbuat baik. Lakukanlah hal yang baik, dan jauhkanlah hal yang jahat. Cintailah dengan segenap hati orang terdekat kita, anak dan pasangan.
Menjadikan mereka merasa dicintai dan berharga, dan mereka akan memancarkan kembali kebaikan itu pada kita. Jika memungkinkan berbagi kebaikan kepada orang lain yang membutuhkan. Baik dalam bentuk uang, barang, pujian, waktu atau ketrampilan yang membuat orang berubah dan mendapat berkat. Ketika melihat orang lain bahagia, kitapun ikut merasakannya.

Penutup

Disamping hal-hal di atas, Memiliki hubungan pribadi dan akrab dengan pencipta juga penting untuk memiliki perasaan berarti. Seperti Perkataan Raja Salomo ini:
“Siapakah yang dapat menikmati hidup, bisa makan dan bersenang-senang tanpa Allah? Sesungguhnya Dialah yang memberikan hikmat, pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang yang menyenangkan hati-Nya.”
Semoga berguna.

Julianto Simanjuntak

Sumber : http://www.pedulikonseling.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar